Skip to main content

Part Random Sebuah Kisah : Lapangan Basket


Sumber : akspic.com

Di pinggir lapangan basket aku berdiri. Kala itu, aku melihatmu di tengah lapangan mencoba memasukkan bola basket ke dalam ring. Aku sangat terpesona saat kau berhasil melakukannya. Memasukkan bola tersebut tepat ke dalam ring. Wow, memang hal yang sangat keren. Apalagi sebelumnya aku memang menyukaimu. Sungguh aku selalu mengagumi apapun yang kamu lakukan. 

Mungkin awalnya kamu tidak menyadari keberadaanku, karena kamu yang terlalu fokus dengan bola itu. Aku tersenyum melihat tingkahmu yang tidak karuan. Meracau saat bola basket itu tidak masuk ke dalam ringnya. Kau terus saja meracau sampai akhirnya... Ya, kamu menyadari keberadaanku. Aku tersenyum dan kamupun ikut tersenyum. Mungkin kamu kaget saat melihatku, sampai senyumanmu terlihat sangat kikuk. Dan aku yang kemudian kaget saat kamu tidak sengaja bergumam "Manis sekali". Eh, aku akhirnya menunduk menahan rasa malu akibat gumamanmu yang secara tiba-tiba.

"Mau main basket bareng?" Hah apa? Kamu mengajakku bermain basket. Hei, asal kamu tau aku sangat takut bola basket. Bola yang besar dan berat yang bisa saja melukaiku tanpa aku tau. Aku pernah ikut basket hanya bertahan sehari. Karena aku pikir basket itu menyenangkan, ternyata menyakitkan bagiku yang hanya tau bermain badminton. Jariku patah saat latihan perdana entah bagaimana awalnya, untuk saat itu dan seterusnya aku memutuskan tidak melanjutkan.

Aku menggeleng tanda tak terima ajakanmu. Sepatah katapun aku tak berani mengucap di hadapanmu. Rasanya malu, sangat malu. "Oke, lihat aku aja ya!" Aku mengangguk tanda terima. Kamu memintaku untuk melihat aksimu di lapangan basket. Walau kulihat peluh di dahimu, aku tak melihat tanda-tanda kau akan berhenti bermain.

Kamu berhenti sejenak meminta istirahat. Aku hanya bisa melihat tanpa berani memberikan air minum yang sebelumnya sengaja aku beli saat melihat kamu tak berhentinya bermain. Haha, memang aku yang sangat pemalu ya! tak punya keberanian apapun. Dan terlihat temanmu yang menghampiri memberikan minum untuk melepas hausmu. Ah aku payah! sudah keduluan kan jadinya!

Kamu di sana tersenyum bahagia. Sesekali terlihat kamu juga memandangiku, walau saat aku pandang kembali kau berpura-pura tak memandangku. Aku hanya bisa terlihat malu sendiri. Sampai akhirnya kamu menghampiriku dan mengajakku untuk kembali ke lab komputer, karena saat itu memang waktunya bertepatan sebelum pelajaran TIK dimulai. Ah, bagiku itu hal yang sangat tak bisa dilupakan. Bagian awal aku mulai dekat dengannya.

Comments