Skip to main content

Waktu Terbaik

Akhir pekan adalah waktu yang cukup aku gunakan untuk bersantai. Di akhir pekan adalah sebuah harapan. Kamu berlibur dari kerja yang sampai membuat dirimu bahkan tidak mengenal waktu. Aku harap kamu bisa meluangkan waktu untuk berlibur dan mengajak aku untuk bertemu.

Nyatanya, setiap hari adalah hari kerjamu. Kamu tidak bisa barang sebentar untuk meluangkan waktu bersama denganku. Tahu tidak, di akhir pekan aku selalu membuat makanan yang cukup istimewa barangkali bisa aku bawakan saat kamu mengajakku bertemu. Hanya saja semuanya sia-sia tidak pernah terealisasikan.



Aku tidak pernah menyalahkan kamu. Aku juga tidak bisa menyalahkan pekerjaan atau waktumu untukku. Aku sangat menghormati setiap hal yang kamu lakukan. Kamu sangat menikmatinya.

Tau tidak? Aku pernah berfikir bagaimana jika aku saja yang pergi berkunjung ke sana untuk sekedar membawakanmu makanan atau memastikan kamu masih bisa beristirahat kala lelahmu. Tapi aku takut, tidak lagi menjadi orang yang kamu tunggu. Bahkan aku takut jika nanti kehadiranku hanya menjadi sebuah masalah bagimu. 



Aku sangat-sangat merindukanmu. Waktu terbaik bagiku adalah kala aku bisa bertemu dan mendekap dirimu sambil meneruskan tangisku yang tak pernah selesai. Aku ingin mengakhiri tangisan dengan berada di dekatmu. Tidak apa jika itu hanya mimpi.

Aku cukup lelah untuk terus merengek meminta bertemu denganmu. Maaf aku terlalu menyusahkan. Aku hanya ingin bertemu, sungguh. Jika saat aku menulis ini rasamu terhadapku telah usai, aku telah jadi orang yang cukup sabar atas penantian. Aku hanya tidak ingin waktuku sia-sia. Baiklah, semua akan ada waktu terbaik untuk hal-hal yang belum tercapai. Semoga.

Comments