Skip to main content

Takdir-Nya

Sedikit bercerita tentang bagaimana hati ini hancur berantakan. Bagaimana seseorang yang aku sayangi pergi, sangat jauh sekali. Tak bisa kembali.


Sumber:https://id.pinterest.com/pin/672725263061237753/?nic=1


Ahad, 28 Oktober 2018

"Mah, mamah kuat" kataku pagi itu. Setelah mendengar bagaimana kondisi mamah yang sudah sangat parah, aku makin tak bisa membendung air mataku lagi. Rasanya sangat sakit, dan belum pernah merasakan rasa sakit sesakit itu. Dari malam harinya, mamah sudah ada di ruang icu dengan segala peralatan medis yg terpasang pada tubuhnya. Dokter berkata "ibu kuat sekali". Ya, mamah adalah ibu yang kuat, sesakit apapun yang dirasakannya tak menjadikan beliau orang yang lemah.
Pagi itu aku berganti tugas dengan kaka yang ke-2 dan ke-4. Aku bersama dengan kakaku yang ke-3 bersama untuk menjaga di lorong dekat ruang icu berjaga jaga jika dibutuhkan untuk sekedar menggantikan mamah pakaiannya. Aku berharap pada saat jam besuknya yaitu pukul 11.30 untuk bisa memegang tangan mamah dan melafadzkan kalimat-kalimat tauhid untuk mamah agar mamah bisa kuat. Pada saat itu juga karena masih sekitar jam 9an aku mengaji untuk mengisi kekosongan waktu dan berdoa untuk mamah.

Teteh yang menemaniku bilang jika ia ingin ke belakang dan menyuruhku untuk tetap menunggu jika sewaktu waktu dipanggil oleh dokter jaga. Ternyata benar selang beberapa lama "panggilan untuk keluarga Iim Sartimah segera ke ruang icu" saat itu juga di saat aku sendirian aku tak tau harus bagaimana lagi gemetar tak karuan, rasanya kaki sudah tak berdaya namun aku tetap berlari menuju ruang icu. Benar saja dugaanku, firasatku sebelumnya tak pernah salah. Aku di suruh agar segera memanggil keluarga yg lain karena "Ibunya sudah henti nafas kritis". Semua itu tak pernah kusangka. Akupun langsung berlari kembali untuk mencari teteh dan akhirnya aku dan teteh menyaksikan bagaimana mamah sudah tak berdaya, terbujur kaku, jantungnya tak lagi berdetak dengan semua peralatan medisnya yang masih terpasang di badannya. Namun, dokter langsung berkata " Yang kuat ya mba, ibu sudah tidak ada" tapi teteh bersikeras untuk menyuruh dokter memberikan kejut jantung agar mamah bisa terselamatkan. Namun rupanya dokter pun hanya manusia. Semua sudah takdir-Nya, tak ada yang bisa menyalahkan itu.

Akhirnya dokter pun melepas semua peralatan medis yang terpasang pada tubuh mamah. Seketika itu "mamah sudah tak ada di dunia lagi" seperti mimpi. Aku yang menemani mamah sendiri di ruang jenazah. Aku yang melihat mamah terbujur kaku sendirian di ruang jenazah. Memang tak pernah terduga.

Mah, aku hanya anak manja yang mungkin belum siap ditinggal oleh sesosok ibu yang bagaikan malaikat sepertimu. Namun, aku ikhlas atas kepergianmu mah. Aku akan berusaha menjadi anak yang sholehah seperti yang engkau inginkan.Tersenyumlah selalu di sana mah. Engkau khusnul khatimah, In shaa Allah😊

Comments